1.
Keadaan Portugis sebelum melakukan ekspedisi
a.
Jatuhnya Konstantinopel
Ditaklukannya
kota pelabuhan Konstantinopel, ibukota Romawi Timur oleh dinasti Utsmaniyah
pada masa pemerintahan Muhammad Al-Fatih kemudian membuka sejarah peranan negara berideologi
Islam ke dalam percaturan politik antarbangsa. Kemenangan tentara Islam
tersebut dalam perjalanan sejarah selanjutnya menjadi pemicu terjadinya
imperialisme dan kolonialisme di masa berikutnya. Diambil alihnya kota
Konstantinopel, yang namanya kemudian diganti menjadi Istanbul, oleh para
penakluk Turki menyebabkan perubahan pola arus perdagangan antara Dunia Barat
dan Dunia Timur. Tak ketinggalan,akibat drai ditaklukannya Konstantinopel oleh
psukan Islam, Portugis juga merasakan penderitaan yang sangat berat ketika
kesempatan berdagang dan mendapatkan rempah-rempah menjadi sangat sempit.
b.
Kebangkitan Eropa (Zaman Renaissance)
Menyadari
ketertinggalanya dari Turki dan Dunia Arab, Eropa kemudian berbenah diri. Di
awali dengan Revolusi Gereja dengan prakarsa Martin Luther dengan
protestanismenya, maka kemudian secara “tidak sengaja” merangsang semangat
liberalisme bangsa Eropa yang selama ini terpasung dalam bayang – bayang
feodalisme borjuis dan bangsawan – bangsawan Eropa. Spirit atau semangat
liberalisme kemudian menawarkan konsep sistem yang tentunya lebih baik dengan
penghargaan atas hak – hak individu setiap manusia. Maka mulailah fase
perlawanan masyarakat Eropa dalam mendobrak dominasi Gereja dan Paus. Eropapun
mulai mengalami pencerahan, dan setiap orang mulai merasa bebas dan memikirkan
berbagai hal untuk kemajuan tanpa harus takut akan doktrin dan dogma Gereja
akan dosa dan neraka. Era ini kemudian lebih dikenal sebagai zaman pencerahan.
Selanjutnya Eropa
memasuki masa renaissance, di mana
berbagai pemikiran dan buah pikiran baru muncul, termasuk bagaimana
mengembalikan kejayaan Eropa seperti yang pernah dilakukan oleh Yunani dan
Romawi pada masa lalu. Bagaimanapun, fakta sejarah kejayaan masa lalu ini
tentunya menjadi spirit tersendiri dan sangat menantang untuk mengembalikannya
ke tahtanya. Setelah itu adalah dimulainya interaksi bangsa Eropa dengan dunia
luar, dengan mereka yang melakukan perjalanan atau pelayaran ke Timur maupun
Barat. Hal ini tentunya berkaitan pila dengan pengambilalihan Konstantinopel
dari Tangan Eropa ke tangan Islam (Turki). Perjalanan Bangsa Eropa pertama kali
kemudian dilakukan oleh Bartholomeus Diaz dari Portugis yang berlayar ke
Selatan untuk menembus dunia Timur. Perjalanan ini mempopulerkan semboyan gold, gospel, and glory yang tentunya
sangat ambisius, sekaligus menginspirasi imperialisme kuno bangsa Eropa ke
seluruh dunia.
2. Tujuan
ekspedisi yang dilakukan Portugis ke Dunia Baru
Seperti yang sudah kami ungkapkan sebelumnya, jatuhnya
Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani telah memuat bangsa Portugis kehilangan
kesempatan berdagang dan mendapatkan bahan pokok seperti rempah-rempah.
Kemudian, hal ini juga mendorong bangsa Portugis untuk membalas kekalahan
tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menaklukan wilayah-wilayah Islam dan
menyebarkan ajaran Kristen. Secara singkat inilah tujuan ekspedisi bangsa
Portugis ke Dunia Baru :
a. Mencari
sumber rempah-rempah yang merupakan komoditi utama perdagangan eropa
Gold, memburu
kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan
mengumpulkan
emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan
b. lain
yang sangat berharga.
Glory, memburu
kejayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam kaitan
ini mereka
saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang
ditemukannya.
c. Gospel,
menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama. Pada
mulanya
orang-orang Eropa ingin mencari dan bertemu Prester John
yang mereka yakini sebagai Raja Kristen
yang berkuasa di Timur
3. Armada-armada
ekspedisi penyerangan yang dilakukan oleh Portugis
1. Bartholomeus
Diaz
pelaut
Portugis bernama
Bartholomeus
Diaz melakukan pelayaran
mencari
daerah Timur dengan menelusuri pantai
barat
Afrika. Pada tahun 1488 karena serangan
ombak besar
terpaksa Bartholomeus Diaz
mendarat di
suatu Ujung Selatan Benua Afrika. Tempat tersebut kemudian
dinamakan
Tanjung Harapan. Ia tidak melanjutkan penjelajahannya tetapi
memilih bertolak kembali ke negerinya.
2. Vasco da Gama
Berita keberhasilan Columbus menemukan
daerah baru,
membuat penasaran raja Portugis
(sekarang
terkenal dengan sebutan Portugal),
Manuel l.
Dipanggillah pelaut ulung Portugis
bernama
Vasco da Gama untuk melakukan
ekspedisi
menjelajahi samudra mencari Tanah
Hindia.
Vasco da Gama mencari jalan lain agar
lebih cepat
sampai di Tanah Hindia tempat
penghasil rempah-rempah.
Pada Juli
1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk
memulai
penjelajahan. Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz itu, Vasco
da Gama juga
berlayar mengambil rute yang pernah dilayari Bartholomeus
Diaz.
Rombongan Vasco da Gama juga singgah di Tanjung Harapan. Atas
petunjuk
dari pelaut bangsa Moor yang telah disewanya, rombongan Vasco
da Gama
melanjutkan penjelajahan, berlayar menelusuri pantai timur Afrika
kemudian
berbelok ke kanan untuk mengarungi Lautan Hindia (Samudra
Indonesia).
Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama mendarat sampai
di Kalikut
dan juga Goa di pantai barat India. Ada pemandangan yang
menarik dari
kedatangan rombongan Vasco da Gama ini. Mereka ternyata
sudah
menyiapkan patok batu yang disebut batu padrao.
Batu ini sudah
diberi
pahatan lambang bola dunia. Setiap daerah yang disinggahi kemudian
dipasang
patok batu padrao sebagai
tanda bahwa daerah yang ditemukan
itu milik
Portugis. Bahkan di Goa, India Vasco da Gama berhasil mendirikan
kantor
dagang yang dilengkapi dengan benteng. Atas kesuksesan ekspedisi
ini maka
oleh Raja Portugis, Vasco da Gama diangkat sebagai penguasa di
Goa atas nama pemerintahan Portugis.
Setelah
beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis menyadari
bahwa India
ternyata bukan daerah penghasil rempah-rempah. Mereka
mendengar
bahwa Malaka merupakan kota pusat perdagangan rempahrempah.
Oleh karena
itu, dipersiapkan ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan
Alfonso de
Albuquerque. Dengan armada lengkap Alfonso de Albuquerque
berangkat
untuk menguasai Malaka. Pada tahun 1511 armada Portugis
berhasil
menguasai Malaka. Dengan demikian kekuatan Portugis semakin
mendekati
Kepulauan Nusantara. Orang-orang Portugis pun segera
mengetahui
tempat buruannya “mutiara dari timur” yakni di Kepulauan
Nusantara, khususnya di Kepulauan Maluku.
3.
Antonio
Albreu dan Franscisco Serrao
Pada tahun 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan
Franscisco Serrao untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal
rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan, mereka singgah di Madura, Bali,
dan Lombok. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di
Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara hingga tiba di Ternate.Kehadiran Portugis di perairan dan kepulauan Indonesia itu telah meninggalkan jejak-jejak sejarah yang sampai hari ini masih dipertahankan oleh komunitas lokal di Nusantara, khususnya flores, Solor dan Maluku, di Jakarta Kampong Tugu yang terletak di bagian Utara Jakarta, antara Kali Cakung, pantai Cilincing dan tanah Marunda.
Bangsa Eropa pertama yang menemukan Maluku adalah Portugis, pada tahun 1512. Pada waktu itu 2 armada Portugis, masing-masing di bawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu. Setelah mereka menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk mendirikan benteng di Pikaoli, begitupula Negeri Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon.Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlangsung lama, karena Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus melakukan penyebaran agama Kristen.
4. Fransiskus
xavierus
5.
Salah seorang misionaris terkenal adalah Fransiskus Xaverius. Tiba di Ambon 14 Februari
1546, kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan
tanpa kenal lelah melakukan kunjungan ke pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk
melakukan penyebaran agama. Persahabatan Portugis dan Ternate berakhir pada
tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575), membuat
Portugis harus angkat kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.
d. Daerah-daerah
taklukan bangsa portugis di Indonesia